Learn About editing Picture

The Big Qur'an in Masjid Purwokerto, Central Java
butterfly and water  light

Just Self





















Purple I like it


























Do'a Sholat Dhuha Membawa Keberkahan

Mimi : "Mba.. mba.. kamu tau gak do'a setelah sholat dhuha, arabnya....?"

Aku   :  "Tau De, tapi cuma setengah...?"

Mimi :  "Kok cuma setengah... ntarr do'anya dikabulin sama Allah SWT-nya cuma setengah lohhh..?"

Aku   :  "Ahh.. masaaa..?" Yang penting kan punya niat baik mau berdo'a... dan Allah jg g' membuat hamba-Nya sulit, sekalipun dalam berdo'a..."

Mimi :  "Iyaaa.. Bener,, tapi alangkah baiknya jika kita sebagai hamba-Nya mampu untuk melafaskan menghafalkan do'a itu secara lengkap agar lebih sempurna lagi ibadah kita..."

Aku  :   "Dalam hati berguming... Astagfirullah...!! Terimakasih Ya Robb, Engkau masih memberikan kesempatan ini dimana saudaraku, memberitahukan hal kecil namun esensialnya sangat menyentak diri ini untuk jauh lebih mengenal Engkau." "Subhanaallah.... Iyaaa De'.. kamu benerrr. Mbaaa kok sampai khilaf begini yahh. Emangnya kelengkapan do'a sholat dhuha apa de'...?" Bertanya dengan muka yg seriusssss

Mimi  :  

اَللّهُمَّ اِنَّ الضُّحَاءَ ضُحَاءُكَ وَالْبَهَاءَ بَهَائُكَ وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ اَللّهُمَّ اِنْ كَانَ رِزْقِى فِى السَّمَاءِ فَاَنْزِلْهُ وَاِنْ كَانَ فِى اْلاَرْضِ فَاَخْرِجْهُ وَاِنْ كَانَ مُعَسِّرًا فَيَسِّرْهُ وَاِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ وَاِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ بِحَقِّ ضُحَائِكَ وَبَهَائِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ اَتِنِى مَااَتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ

Aku    :   "Wah subhanallah, Banyak bgt yakkk.... hehehee (tertawa sambil menggaruk-garuk kepala).

Tami   :   "Iyahh lah... itu petanda Allah sayang sama kita..."

Aku    :   "Trusss.. Selain itu apa aja sihhh kelebihan yang dimiliki sholat Dhuha...?"

Tami   :   "Dhuha itu kan sholat shunnah, namun kata Hadits Rasulullah SAW terkait shalat dhuha antara lain :”Siapapun yang melaksanakan shalat dhuha dengan langgeng, akan diampun dosanya oleh Allah, sekalipun dosa itu sebanyak busa lautan.” (H.R Turmudzi).

Aku     :   "Subhanallahhh.. lebih ingin memperutin dhuha.. aminnn"

Mimi   :   "Selain itu Dhuha juga membawa keberkahan. Mau tauu apa..? yaitu keberkahan membawa rezeki. Bagaimana agar rezeki kita dimudahkan?  Ada dan shalat dhuha adalah  jawabannya. Shalat dhuha adalah ibadah shalat yang dianjurkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Shalat sunnat ini yang dilakukan seorang muslim saat waktu dhuha.

Aku    :    "Subhanallahhhhh... makacihhh adeku. Moga perbincangan kita juga membawa berkah
                yahhh.. aminnnnnn (dalam hati tambah bersyukur pada Allah atas kesempatan ini)









Hilangkan Pamrih & Tingkatkan Memberi dari Hati

Bismillahirahmanirrahim....

Niat Memberi bisa mendapatkan  hasil kembali yang jauh lebih dari itu. Jauhan, Hilangkan dan segera kubur dalam-dalam rangkaian kalimat/ niat itu. ”Memberi” maka engkau akan “diberi”, begitulah yang seharusnya. Kita diminta untuk aktif dan bukan menunggu. Memberi bukan selalu harus berbentuk uang dan materi, bisa saja berupa waktu, perhatian, ketulusan, kasih sayang dll. Pointnya jangan berharap semua itu orang lain yang berikan dahulu pada kita baru kita balas, berinisiatiflah utk menjadi orang yang melakukan segala hal baik yang bisa kita lakukan.

Walaupun demikian, kita bisa mene­ladani sifat mulia itu sebatas kemampuan kita sebagai makhlukNya. Dalam hal ini kita bisa meminimalkan harapan atau pam­rih kita, paling tidak, ketika kita mem­berikan sesuatu, janganlah kita ber­harap mendapatkan imbalan yang ber­lebihan, yang demikian itu disebut riba, sebagaimana firmanNya:

“Apa yang kamu berikan dari riba supaya bertambah banyak harta manusia, maka tidaklah bertambah banyak di sisi Allah”. (QS. Ar-Ruum: 39)"

Keagungan dan kebesaranNya tak berkurang se­di­kitpun juga jika sekiranya semua manusia ingkar kepadaNya. Demikian juga sebaliknya, kewibawaan dan kemuliaanNya tak bertambah sedikitpun juga jika sekirinya semua manusia tunduk patuh kepadaNya. Dia tak membutuhkan ucap­an terima kasih, tak juga tepuk tangan atas semua kebaikanNya.

Tak sekadar bebas dari pamrih, Dia juga senantiasa memenuhi kebutuhan makhlukNya tanpa diminta. Dia memberikan udara segar setiap hari walaupun kebanyakan manusia tidak memintanya. Dia juga menurunkan hu­­jan, walaupun manusia tidak berdoa untuknya. Sinar matahari dicurahkan setiap hari, walaupun banyak manusia tidak menyadarinya. Siapakah yang me­nyediakan air, udara, dan energi? Tan­pa diminta, Allah telah menyiapkannya.

Hanya Dia yang pantas menyandang nama Al-Wahhab, sebab semua manusia senantiasa mengharapkan im­balan ketika bekerja, apalagi ketika mem­beri sesuatu kepada sesamanya. Ada tujuan yang ingin diraih di balik kerja kerasnya, baik yang bersifat materi maupun yang berbentuk spiritual, baik yang bersifat duniawi maupun ukhrawi.

Dalam prakteknya, kita boleh saja me­nanti ucapan terimakasih dari orang yang kita beri, tapi mengabaikannya jauh lebih mulia dan derajatnya lebih tinggi, sebagaimana firman Allah:

“Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih”.
(QS. Al-Insaan: 9)



Nilai-nilai yang tercermin dari Al-Wahhab  sangat penting diterapkan oleh para pemimpin. Setiap pemimpin haruslah memiliki sifat pemurah, suka memberi kepada bawahannya. Seorang pemimpin yang pelit pasti tidak disukai anak buahnya. Sebaliknya, pemimpin yang murah hati dan suka memberi pas­ti mendapatkan simpati, disukai, dan di­cintai rakyatnya.

Lebih dari itu, pemimpin yang baik tidak akan memberikan sesuatu kecuali mengharapkan kebaikan dari pemberiannya. Ia tidak memberi asal memberi. Setiap pemberiannya bernilai motivasi, lebih memilih memberikan kail daripada umpannya.

Allahu 'Alam Bishowaf ^_^