Elemen-elemen yang membentuk Komposisi

^_^   .....  ^_^

Sekilas yang lalu kita sudah membahas apa itu “Komposisi” dan “gado-gadonya” komposisi itu seperti apa. Saya pertegas kembali, “komposisi” disini bukanlah campuran/ adukan dari bahan-bahan makanan dan sejenisnya yahhh, melainkan sebuah sentuhan halus, atraktif, kreatif dari salah satu dunia fotografi.

Ternyata dari komposisi itu ada beberapa kategori yang menjadikan komposisi tersebut menjadi sempurna. Apakah itu…??? Yuppp.. tentu saja ada kroni-kroni komposisi yang kita sebut sebagai “unsure”. Unsur disini adalah penekanan bagaimana komposisi gambar dapat terimplementasikan sesuai dengan penafsiran cara pandang atau visualisasi gambar dari pembidik dan penikmat fotografi. Jadi pelengkap dari tatanan komposisi dapat tercerna dengan adanya unsur-unsur yang membentuk komposisi itu sendiri.


Seperti apa unsure-unsur tersebut….??? Ini diaaaa… silahkan simak, nikmati dan pahami moga bisa menjadi tuntunan untuk mengenal sisi fotografi .. Check this out…. 

  • Bentuk
Shape : Salah satu formula paling sederhana yang dapat membuat sebuah foto menarik perhatian adalah dengan memberi prioritas pada sebuah elemen visual. Shape adalah salah satunya. Kita umumnya menganggap shape sebagai outline yang tercipta karena sebuah shape terbentuk, pada intinya, subjek foto, gambar dianggap memiliki kekuatan visual dan kualitas abstrak. Untuk membuat shape menonjol, kita harus mampu memisahkan shape tersebut dari lingkungan sekitarnya atau dari latar belakang yang terlalu ramai. Untuk membuat kontras kuat antara shape dan sekitarnya yang membentuk shape tersebut. Kontras ini dapat terjadi sebagai akibat dari perbedaan gelap terang atau perbedaan warna.

Form : Ketika shape sendiri dapat mengindentifikasikan objek, masih diperlukan form untuk memberi kesan padat dan tiga dimensi. Hal ini merupakan faktor penting untuk menciptakan kesan kedalaman dan realitas. Kualitas ini tercipta dari bentukan cahaya dan tone yang kemudian membentuk garis-garis dari sebuah objek. Faktor penting yang menentukan bagaimana form terbentuk adalah arah dan kualitas cahaya yang mengenai objek tersebut.

 
Shape and form

  •  Garis : Fotografer yang baik kerap menggunakan garis pada karya-karya mereka untuk membawa perhatian pengamat pada subjek utama. Garis juga dapat menimbulkan kesan kedalaman dan memperlihatkan gerak pada gambar. Ketika garis-garis itu sendiri digunakan sebagai subjek, yang terjadi adalah gambar-gambar menjadi menarik perhatian. Tidak penting apakah garis itu lurus, melingkar atau melengkung, membawa mata keluar dari gambar. Yang penting garis-garis itu menjadi dinamis.

Garis (Gedung Telkomsel, Kuningan)
  •  Patterns (Pola) : berupa pengulangan shape, garis dan warna adalah elemen visual lainnya yang dapat menjadi unsur penarik perhatian utama. Keberadaan pengulangan itu menimbulkan kesan ritmik dan harmoni dalam gambar. Tapi, terlalu banyak keseragaman akan mengakibatkan gambar menjadi membosankan. Rahasia penggunaan pattern adalah menemukan variasi yang mampu menangkap perhatian pemerhati.


susunan pola lantai

  • Tekstur : Sebuah foto dengan gambar teksur yang menonjol dapat merupakan sebuah bentuk kreatif dari shape atau pattern. Jika memadai, tekstur akan memberikan realisme pada foto, membawa kedalaman dan kesan tiga dimensi ke subyek anda.
    Tekstur dapat terlihat jelas pada dua sisi yang berbeda. Ada tekstur yang dapat ditemukan bila kita mendekatkan diri pada subyek untuk memperbesar apa yang kita lihat, misalnya bila kita ingin memotret tekstur permukaan sehelai daun. Ada pula saat dimana kita harus mundur karena subyek yang kita tuju adalah pemandangan yang sangat luas. Tekstur juga muncul ketika cahaya menerpa sebuah permukaan dengan sudut rendah, membentuk bayangan yang sama dalam area tertentu.
    Memotret tekstur dianggap berhasil bila pemotret dapat mengkomunikasikan sedemikian rupa sehingga pengamat foto seolah dapat merasakan permukaan tersebut bila menyentuhnya. Sama seperti pattern, tekstur paling baik ditampilkan dengan beberapa variasi dan nampak melebar hingga keluar batas gambar.

Tekstur, Awan Berawan

  •  Kontras merupakan perbedaan yang sangat besar dari satu nada (bentuk dan warna) dengan yang lain. Foto yang terdiri dari hitam pekat dan putih murni saja adalah foto yang sangat kontras. Foto yang terdiri dari perbedaan nada-nada mencolok dikatakan kontras (hard), sedangkan sebaliknya foto yang menyajikan nada-nada berdampingan dikatakan lunak (soft).

Kontras dari sudut warna

WAWA.JUTAWAN (belajar fotografi)

Bermain Komposisi

Menurut kamus bahasa, komposisi (composition) berarti sebuah proses penggabungan beberapa elemen menjadi satu kesatuan yang utuh. Dalam fotografi komposisi merupakan sebuah proses yang sangat vital karena dari komposisi itulah sebuah foto bisa becerita, dari komposisi pula sebuah foto terlihat indah dan enak dipandang untuk dinikmati. Berbeda dengan seni lukis yang memulai komposisi dari bidang kosong, kemudian menambahkan elemen-elemen yang dirasa perlu agar pesan lukisannya bisa sampai ketika dilihat orang lain. Komposisi dalam fotografi dimulai dari bidang yang penuh, kemudian satu-persatu elemen yang tidak perlu disingkirkan untuk mencapai tujuan yang sama.

Komposisi sangat berkaitan dengan estetika, untuk itu tidak ada peraturan yang mengikatnya, kalaupun ada hanyalah sebatas panduan yang boleh diikuti dan boleh juga tidak dikuti. Untuk itu ada istilah following the rule dan breaking the rule. Tetapi bagaimanapun panduan-panduan dalam menentukan komposisi ini sudah melalui proses studi yang cukup panjang sehingga sangat sesuai dengan indera penglihatan manusia dalam menikmati karya visual ini. Untuk itu tidak ada salahnya panduan ini dipelajari dan dikuasai betul, setelah itu baru putuskan apakah akan mengikutinya atau tidak karena esensi dunia seni sangat tidak terbatas. Sebagai bahan masukan juga, setiap lomba foto formal selalu mendasarkan salah satu penilaiannya pada panduan komposisi ini.

Daaaaannnnnnnnnn.. Yang terpenting,
dalam fotografi, komposisi mempunyai peranan penting untuk menampilkan atau menyampaikan pesan yang ingin disampaikan melalui foto. Secara sederhana, komposisi adalah tatanan atau susunan elemen-elemen pada suatu foto. Elemen-elemen tersebut dapat berupa garis, bentuk, tekstur, warna dan gelap-terang.

Berikut tatanan komposisi yang kerap diaplikasikan dalam dunia fotografi.... Yukk Mariiii... ^_6
1. Komposisi 4 titik, Lebah berguming sari putik

2. Komposisi 1/3, 2/3

3. Komposisi Diagonal
4. Komposisi Frame
Frame
5. Komposisi "S"
"S"
6. Komposisi Segitiga
Eiiiittttttttttttttttt..... Ketinggalannn ada 1 contoh foto lagi tentang komposisi Diagonal.. Niee Dieee...:


Kompisisi Diagonal

Itulahhhh kumpulan dari gado-gadonya komposisi yang kerap digunakan oleh si pemotret......
Di tahap selanjutnya saya ayeee akan menjabarkan dikit tentang komponen atau unsur-unsur yang membentuk komposisi itu sendiri... To be continue yahhhh.... ^_^


6 Langkah Membuat Jepretan Foto

Memahami fotografi yang dikaji berulang-ulang memberikan keleluasaan memotret seperti pepatah yang mengatakan "Pasar jalan karena ditempuh lancar kaji karena diulang".

Berikut 6 jitu dalam menghasilkan karya foto

Alam
Manusia
    Budaya
  1. Hal pertama yang paling penting dan terutama untuk membuat foto adalah cahaya. Baik cahaya alam maupun cahaya buatan. Hal ini sejalan dengan asal muasal kata "Fotografi" itu sendiri. Dalam bahasa Yunani, kata "photos" menyatakan kata benda cahaya sedangkan kata "graphos" adalah kata kerja untuk melukis atau menulis.  Melalui gabungan dari kedua kata itulah kita mengenal kata "Photography" yang berarti seni melukis dengan cahaya. (Fotografi 64)
                                                                             
  2. Urutan kedua dalam membuat foto adalah tersedianya "obyek" yang akan direkam. Untuk manusia, biasanya menggunakan kata "subyek". Pada dasarnya obyek/subyek dibagi menjadi 3 kelompok besar, yaitu: Alam, Manusia dan Budaya.
  3. Ketika kita melihat obyek/subyek yang menarik, timbul gagasan untuk memotretnya. Gagasan yang terekam tersebut dapat menjadi "pesan" bagi orang lain. Di dalam dunia fotografi "pesan" dalam foto sering juga disebut sebagai "isi" atau "picture content". Sehingga dapat dinyatakan bahwa semua visual-yang berarti gagasan di dalam foto adalah "pesan" fotografer. Hal inilah yang meneguhkan bahwa fotografi juga merupakan sebuah medium komunikasi visual.
  4. Menyiasati fotografi secara teknis pada dasarnya adalah hal yang dapat dipelajari dengan memahami sifat-sifat cahaya dan peralatan memotret. Hal yang lebih penting dalam melaksanakan gagasan kita sebagaimana dipaparkan pada langkah ke-3 adalah memberikan sentuhan estetis. Dalam bahasa fotografi dikenal kata "jiwa" (roh/soul) sebuah foto. "Jiwa" sebuah dapat dihasilkan dari kepiawaian seorang fotografer memberikan sentuhan estetis. Cara-cara yang digunakan dapat memanfaatkan teori-teori komposisi dan elemen desain visual.
  5. Pengetahuan tentang berbagai aspek fotografi baik teoritis maupun aplikatif merupakan hal yang menentukan langkah keberhasilan sebuah foto. Pengetahuan teori dan praktek ini harus dilakukan terus-menerus sehingga fotografer pada akhirnya menemukan caranya sendiri. Dalam bahasa Inggris hal ini dinyatakan dengan "Photograper's skill" (Keterampilan fotografer).
  6. Peralatan fotografi khususnya kamera hanya merupakan alat (tool). Kamera adalah hal terakhir yang menentukan terjadinya sebuah foto. Perlu diketahui apapun jenis kameranya, mulai dari kamera handphone, kamera pocket, analog, hingga DSLR digital kesemuanya itu merupakan alat pembantu dalam kita memnjajaki dunia foto memoto.

Abstraction

NginTip Sebentar Yuk..... "About Human Interest Photo's"



Foto Human Interest,
Hey…. Kamu geser dikit donk… gak ada celah nih,” Tungkas seorang bocah yang ingin bermain di pelataran air mini alias comberan.

Manusia dengan segala aspek kehidupan yang dilakukannya memang selalu menarik untuk suatu objek pemotretan. Kemenarikan yang tidak hanya karena kemudahan menemukannya itu lebih sering dipicu oleh apa yang dilakukannya, yang terasa menyentuh. Baik itu aktivitas dalam suatu adat budaya suatu masyarakat tertentu maupun aktivitas dalam kehidupan sehari-hari, yang sering terasa biasa bagi mata orang awam tetapi menarik bagi mata seorang pemotret.

Bagi pemotret yang terbiasa mengamati masalah-masalah sosial atau mungkin juga bila dia adalah seorang wartawan foto yang selalu menempatkan diri sebagai pengamat, maka aktivitas manusia baik itu dalam lingkup budaya maupun dalam lingkup kehidupan sehari-hari tak akan terlalu sulit dilakukan.

Untuk memotret human interest manusia dan aktivitasnya, kebanyakan pemotret menggunakan teknik candid atau cara memotret yang dilakukan dengan sembunyi-sembunyi sehingga objek tidak tahu jika dirinya sedang dipotret. Hal tersebut lebih karena alasan untuk menghasilkan foto yang tampak baik dan menarik, spontan dan wajar. Namun, keengganan pemotret untuk melakukan pendekatan mengenal objeknya atau mungkin juga karena perasaan malu, merupakan alasan lain yang sering menjadi penyebab.

Akan tetapi, apa pun alasannya, memotret dengan cara candid memang sering digunakan, khususnya oleh para wartawan foto, karena memang merupakan cara yang efektif, baik dan cepat, guna mendapatkan foto yang tampak wajar. Di media cetak, foto-foto yang mengandung berita, yang mengesankan kewajaran dan objeknya dalam beraktivitas tampak betul-betul asli, biasanya dihargai sebagai sebuah karya yang memiliki nilai lebih tersendiri.

Namun demikian bila foto human interest tidak dimaksud untuk menjadi suatu laporan berita foto, maka foto itu bisa saja dibuat dengan menggunakan cara pendekatan pada objeknya. Hal seperti itu biasanya masih lagi ditambah dengan mengatur berbagai kemungkinan yang dapat dilakukan khususnya berkaitan dengan penyinaran agar dihasilkan foto yang betul-betul baik serta indah dan menyentuh.

Pendekatan langsung pada objek dengan memintanya melakukan aktivitasnya memang terasa lebih baik dan etis, terlebih bila objek mau melakukannya dengan senang hati. Hal seperti itu akan memberi keleluasaan dalam mengatur pose, penyinaran atau latar belakangnya. Akan tetapi kelemahan dalam melakukan cara ini akan muncul bila pemotret tidak betul-betul dapat mengatasi keadaan atau mendramatisir situasinya. Foto yang akan dihasilkan akan tampak kaku, tidak wajar dan kurang kuat dari segi ekspresinya. Sebab, meskipun objek tidak melihat langsung ke arah kamera, dia sesungguhnya telah tahu sedang dipotret. Untuk mengatasinya, pemotret harus mampu menjadikan objeknya seolah betul-betul tidak sedang berhadapan dengan kamera.


Berikut adalah beberapa contoh foto yang bernilai Human Interest,,,,, Let see it…. ^_^

 
Stop It..! 
Deskripsi: Seorang Ibu berusaha menenangkan anaknya yang menangis
  

 
Huhhh... Nyamannya
Deskripsi : seorang kakek tengah istirahat. Alas tikar dan ditemani reruntuhan barang bekas dan bongkahan sampah tak jadi masalah untuk ia merilekskan tubuhnya.




                         

                                                            

Aku Lelah......
            Diskripsi: Seorang anak kecil tengah rehat sejenak. Ia lelah setelah mencari uang. Ubin Jalanan berlapis air hujan tak jadi masalah untuknya sebagai tempat paling nyaman. 





         Mengayuh Rezeki 
         Deskripsi: Foto ini menceritakan perjuangan seorang bapak yang mengayuh sepeda mebawa keranjang sayur yang akan dijual di pasar untuk memenuhi kebutuhannya hari itu













Terkurung Syahdu

Deskripsi : seorang pemulung dielataran dalam Glora Bung Karno Senayan, tengah beristirahat di pelataran taman, dengan bertelanjang dada, beralaskan beton, tak ayal baginya bisa meringkukkan tubuhnya sejenak. Punggung tattonya pun ikut menyantrongi.




 
 Deskripsi: Terlihat sekawanan anak "bocah" tengah asik menceburkan seluruh tubuhnya kedalam air berlatarkan sampah-sampah. Realitas ini kerap terjadi sore hari disela-sela mereka selesai pulang sekolah di daerah pelosok Bojong, Bogor.