Do'a Sholat Dhuha Membawa Keberkahan
17.05
by Rachmawati ww
Mimi : "Mba.. mba.. kamu tau gak do'a setelah sholat dhuha, arabnya....?"
Aku : "Tau De, tapi cuma setengah...?"
Mimi : "Kok cuma setengah... ntarr do'anya dikabulin sama Allah SWT-nya cuma setengah lohhh..?"
Aku : "Ahh.. masaaa..?" Yang penting kan punya niat baik mau berdo'a... dan Allah jg g' membuat hamba-Nya sulit, sekalipun dalam berdo'a..."
Mimi : "Iyaaa.. Bener,, tapi alangkah baiknya jika kita sebagai hamba-Nya mampu untuk melafaskan menghafalkan do'a itu secara lengkap agar lebih sempurna lagi ibadah kita..."
Aku : "Dalam hati berguming... Astagfirullah...!! Terimakasih Ya Robb, Engkau masih memberikan kesempatan ini dimana saudaraku, memberitahukan hal kecil namun esensialnya sangat menyentak diri ini untuk jauh lebih mengenal Engkau." "Subhanaallah.... Iyaaa De'.. kamu benerrr. Mbaaa kok sampai khilaf begini yahh. Emangnya kelengkapan do'a sholat dhuha apa de'...?" Bertanya dengan muka yg seriusssss
Mimi :
Tami : "Iyahh lah... itu petanda Allah sayang sama kita..."
Aku : "Trusss.. Selain itu apa aja sihhh kelebihan yang dimiliki sholat Dhuha...?"
Tami : "Dhuha itu kan sholat shunnah, namun kata Hadits Rasulullah SAW terkait shalat dhuha antara lain :”Siapapun yang melaksanakan shalat dhuha dengan langgeng, akan diampun dosanya oleh Allah, sekalipun dosa itu sebanyak busa lautan.” (H.R Turmudzi).
Aku : "Subhanallahhh.. lebih ingin memperutin dhuha.. aminnn"
Mimi : "Selain itu Dhuha juga membawa keberkahan. Mau tauu apa..? yaitu keberkahan membawa rezeki. Bagaimana agar rezeki kita dimudahkan? Ada dan shalat dhuha adalah jawabannya. Shalat dhuha adalah ibadah shalat yang dianjurkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Shalat sunnat ini yang dilakukan seorang muslim saat waktu dhuha.
Aku : "Subhanallahhhhh... makacihhh adeku. Moga perbincangan kita juga membawa berkah
yahhh.. aminnnnnn (dalam hati tambah bersyukur pada Allah atas kesempatan ini)
Aku : "Tau De, tapi cuma setengah...?"
Mimi : "Kok cuma setengah... ntarr do'anya dikabulin sama Allah SWT-nya cuma setengah lohhh..?"
Aku : "Ahh.. masaaa..?" Yang penting kan punya niat baik mau berdo'a... dan Allah jg g' membuat hamba-Nya sulit, sekalipun dalam berdo'a..."
Mimi : "Iyaaa.. Bener,, tapi alangkah baiknya jika kita sebagai hamba-Nya mampu untuk melafaskan menghafalkan do'a itu secara lengkap agar lebih sempurna lagi ibadah kita..."
Aku : "Dalam hati berguming... Astagfirullah...!! Terimakasih Ya Robb, Engkau masih memberikan kesempatan ini dimana saudaraku, memberitahukan hal kecil namun esensialnya sangat menyentak diri ini untuk jauh lebih mengenal Engkau." "Subhanaallah.... Iyaaa De'.. kamu benerrr. Mbaaa kok sampai khilaf begini yahh. Emangnya kelengkapan do'a sholat dhuha apa de'...?" Bertanya dengan muka yg seriusssss
Mimi :
اَللّهُمَّ اِنَّ الضُّحَاءَ ضُحَاءُكَ وَالْبَهَاءَ بَهَائُكَ وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ اَللّهُمَّ اِنْ كَانَ رِزْقِى فِى السَّمَاءِ فَاَنْزِلْهُ وَاِنْ كَانَ فِى اْلاَرْضِ فَاَخْرِجْهُ وَاِنْ كَانَ مُعَسِّرًا فَيَسِّرْهُ وَاِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ وَاِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ بِحَقِّ ضُحَائِكَ وَبَهَائِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ اَتِنِى مَااَتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ
Aku : "Wah subhanallah, Banyak bgt yakkk.... hehehee (tertawa sambil menggaruk-garuk kepala).Tami : "Iyahh lah... itu petanda Allah sayang sama kita..."
Aku : "Trusss.. Selain itu apa aja sihhh kelebihan yang dimiliki sholat Dhuha...?"
Tami : "Dhuha itu kan sholat shunnah, namun kata Hadits Rasulullah SAW terkait shalat dhuha antara lain :”Siapapun yang melaksanakan shalat dhuha dengan langgeng, akan diampun dosanya oleh Allah, sekalipun dosa itu sebanyak busa lautan.” (H.R Turmudzi).
Aku : "Subhanallahhh.. lebih ingin memperutin dhuha.. aminnn"
Mimi : "Selain itu Dhuha juga membawa keberkahan. Mau tauu apa..? yaitu keberkahan membawa rezeki. Bagaimana agar rezeki kita dimudahkan? Ada dan shalat dhuha adalah jawabannya. Shalat dhuha adalah ibadah shalat yang dianjurkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Shalat sunnat ini yang dilakukan seorang muslim saat waktu dhuha.
Aku : "Subhanallahhhhh... makacihhh adeku. Moga perbincangan kita juga membawa berkah
yahhh.. aminnnnnn (dalam hati tambah bersyukur pada Allah atas kesempatan ini)
Hilangkan Pamrih & Tingkatkan Memberi dari Hati
02.20
by Rachmawati ww
Bismillahirahmanirrahim....
Niat Memberi bisa mendapatkan hasil kembali yang jauh lebih dari itu. Jauhan, Hilangkan dan segera kubur dalam-dalam rangkaian kalimat/ niat itu. ”Memberi” maka engkau akan “diberi”, begitulah yang seharusnya. Kita diminta untuk aktif dan bukan menunggu. Memberi bukan selalu harus berbentuk uang dan materi, bisa saja berupa waktu, perhatian, ketulusan, kasih sayang dll. Pointnya jangan berharap semua itu orang lain yang berikan dahulu pada kita baru kita balas, berinisiatiflah utk menjadi orang yang melakukan segala hal baik yang bisa kita lakukan.
Walaupun demikian, kita bisa meneladani sifat mulia itu sebatas kemampuan kita sebagai makhlukNya. Dalam hal ini kita bisa meminimalkan harapan atau pamrih kita, paling tidak, ketika kita memberikan sesuatu, janganlah kita berharap mendapatkan imbalan yang berlebihan, yang demikian itu disebut riba, sebagaimana firmanNya:
“Apa yang kamu berikan dari riba supaya bertambah banyak harta manusia, maka tidaklah bertambah banyak di sisi Allah”. (QS. Ar-Ruum: 39)"
Keagungan dan kebesaranNya tak berkurang sedikitpun juga jika sekiranya semua manusia ingkar kepadaNya. Demikian juga sebaliknya, kewibawaan dan kemuliaanNya tak bertambah sedikitpun juga jika sekirinya semua manusia tunduk patuh kepadaNya. Dia tak membutuhkan ucapan terima kasih, tak juga tepuk tangan atas semua kebaikanNya.
Tak sekadar bebas dari pamrih, Dia juga senantiasa memenuhi kebutuhan makhlukNya tanpa diminta. Dia memberikan udara segar setiap hari walaupun kebanyakan manusia tidak memintanya. Dia juga menurunkan hujan, walaupun manusia tidak berdoa untuknya. Sinar matahari dicurahkan setiap hari, walaupun banyak manusia tidak menyadarinya. Siapakah yang menyediakan air, udara, dan energi? Tanpa diminta, Allah telah menyiapkannya.
Hanya Dia yang pantas menyandang nama Al-Wahhab, sebab semua manusia senantiasa mengharapkan imbalan ketika bekerja, apalagi ketika memberi sesuatu kepada sesamanya. Ada tujuan yang ingin diraih di balik kerja kerasnya, baik yang bersifat materi maupun yang berbentuk spiritual, baik yang bersifat duniawi maupun ukhrawi.
Dalam prakteknya, kita boleh saja menanti ucapan terimakasih dari orang yang kita beri, tapi mengabaikannya jauh lebih mulia dan derajatnya lebih tinggi, sebagaimana firman Allah:
“Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih”.
(QS. Al-Insaan: 9)
Niat Memberi bisa mendapatkan hasil kembali yang jauh lebih dari itu. Jauhan, Hilangkan dan segera kubur dalam-dalam rangkaian kalimat/ niat itu. ”Memberi” maka engkau akan “diberi”, begitulah yang seharusnya. Kita diminta untuk aktif dan bukan menunggu. Memberi bukan selalu harus berbentuk uang dan materi, bisa saja berupa waktu, perhatian, ketulusan, kasih sayang dll. Pointnya jangan berharap semua itu orang lain yang berikan dahulu pada kita baru kita balas, berinisiatiflah utk menjadi orang yang melakukan segala hal baik yang bisa kita lakukan.
Walaupun demikian, kita bisa meneladani sifat mulia itu sebatas kemampuan kita sebagai makhlukNya. Dalam hal ini kita bisa meminimalkan harapan atau pamrih kita, paling tidak, ketika kita memberikan sesuatu, janganlah kita berharap mendapatkan imbalan yang berlebihan, yang demikian itu disebut riba, sebagaimana firmanNya:
“Apa yang kamu berikan dari riba supaya bertambah banyak harta manusia, maka tidaklah bertambah banyak di sisi Allah”. (QS. Ar-Ruum: 39)"
Keagungan dan kebesaranNya tak berkurang sedikitpun juga jika sekiranya semua manusia ingkar kepadaNya. Demikian juga sebaliknya, kewibawaan dan kemuliaanNya tak bertambah sedikitpun juga jika sekirinya semua manusia tunduk patuh kepadaNya. Dia tak membutuhkan ucapan terima kasih, tak juga tepuk tangan atas semua kebaikanNya.
Tak sekadar bebas dari pamrih, Dia juga senantiasa memenuhi kebutuhan makhlukNya tanpa diminta. Dia memberikan udara segar setiap hari walaupun kebanyakan manusia tidak memintanya. Dia juga menurunkan hujan, walaupun manusia tidak berdoa untuknya. Sinar matahari dicurahkan setiap hari, walaupun banyak manusia tidak menyadarinya. Siapakah yang menyediakan air, udara, dan energi? Tanpa diminta, Allah telah menyiapkannya.
Hanya Dia yang pantas menyandang nama Al-Wahhab, sebab semua manusia senantiasa mengharapkan imbalan ketika bekerja, apalagi ketika memberi sesuatu kepada sesamanya. Ada tujuan yang ingin diraih di balik kerja kerasnya, baik yang bersifat materi maupun yang berbentuk spiritual, baik yang bersifat duniawi maupun ukhrawi.
Dalam prakteknya, kita boleh saja menanti ucapan terimakasih dari orang yang kita beri, tapi mengabaikannya jauh lebih mulia dan derajatnya lebih tinggi, sebagaimana firman Allah:
“Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih”.
(QS. Al-Insaan: 9)
Nilai-nilai yang tercermin dari Al-Wahhab sangat penting
diterapkan oleh para pemimpin. Setiap pemimpin haruslah memiliki sifat
pemurah, suka memberi kepada bawahannya. Seorang pemimpin yang pelit
pasti tidak disukai anak buahnya. Sebaliknya, pemimpin yang murah hati
dan suka memberi pasti mendapatkan simpati, disukai, dan dicintai
rakyatnya.
Lebih dari itu, pemimpin yang baik tidak akan memberikan sesuatu
kecuali mengharapkan kebaikan dari pemberiannya. Ia tidak memberi asal
memberi. Setiap pemberiannya bernilai motivasi, lebih memilih memberikan
kail daripada umpannya.
Allahu 'Alam Bishowaf ^_^
Langganan:
Postingan (Atom)