Kado Cinta untuk Yang Tercinta
"Bisa saya melihat bayi saya?" pinta seorang ibu yang baru melahirkan seorang anak perempuan penuh bahagia. Ketika gendongan itu berpindah ke tangannya, dan membuka selimut yang membungkus sekujur badan bayi mungil itu, ia menahan nafasnya. Mengapa... Ada Apa... samapi-sampai ibu itu menghela nafas panjang hingga meneteskan desiran air matanya. Kemudia Dokter yang baru saja memindahkan bayi itu ke pelukan ibunya langsung segera berbalik, memandang ke arah luar jendela rumah sakit. Dan seraya mengucap dalam hati, Ya Tuhan bayi itu dilahirkan tanpa kedua daun telinga...!!
Selayang panjang.... 6 tahun berlalu. Waktu membuktikan bahwa pendengaran bayi yang kini telah tumbuh menjadi seorang anak itu telah bekerja dengan sempurna. Hanya penampilannya saja yang tampak aneh dan buruk. Suatu hari, anak perempuan itu bergegas pulang ke rumah dan membenamkan wajahnya di pelukan sang ibu seraya menangis penuh sendu. Si ibu tahu bahwa hidup anak perempuannya penuh dengan kekecewaan dan tragedi. Sambil terisak-isak, anak perempuan itu sering berkata, "Seorang anak laki-laki dan beberapa perempuan mengejekku.". Katanya aku ini makhluk aneh.". Sang ibu hanya bisa tertegun dalam hati seraya berdo'a. "Ya Robb berilah kesabaran, kelapang dada, dan keikhlasan pada anak perempuanku ini. Moga Engkau memberikan yang terbaik bagi dia dan kami.. Amin".... Dan ibupun tak henti-hentinya berucap. "Sabar ya nak, Allah itu sayang thrdap hamba-hambaNya yg sllu sabar dan kuat.".
Anak perempuan itu lalu tumbuh dewasa. Ia cukup cantik meskipun terlihat cacat. Teman-teman di sekolahnya pun menyukainya. Ia juga mengembangkan bakatnya di bidang musik dan menulis. Ia ingin sekali menjadi ketua kelas. Ibunya mengingatkan, "Bukankah nantinya kau akan bergaul dengan anak-anak remaja lain yang lebih baik,?" Dalam hati, sang ibu merasa teriris hatinya ketika sang buah hati yang beranjak dewasa dan mulai terlihat cantik parasnya itu memiliki keinginan tersebut.
Suatu hari ayah anak perempuan itu bertemu dengan seorang dokter yang bisa mencangkokkan telinga untuknya. "Saya percaya saya bisa memindahkan sepasang daun telinga untuknya. Tetapi harus ada seseorang yang bersedia mendonorkan telinganya," ujar pak dokter. Kemudian orangtua anak perempuan itu mulai mencari siapa yang bersedia mengorbankan daun telinga dan mendonorkannya. Beberapa bulan sudah berlalu. Dan tiba saatnya untuk memanggil anak perempuannya itu.
"Nak, ada seseorang yang tak ingin dikenal telah bersedia mendonorkan telinganya padamu. Kami harus segera mengirimmu ke rumah sakit untuk dioperasi sekarang. Namun semua ini sangatlah rahasia," ungkap sang ayah.
Operasi berjalan dengan sukses. Seorang perempuan baru akhirnya dilahirkan kembali. bakat musiknya yang hebat itu berubah menjadi kejeniusan. Ia pun menerima banyak pengahrgaan dari sekolahnya. Beberapa waktu kemudian, ia menikah dan bekerja sebagai seorang diplomat. Ia menemui ayahnya dan bertanya, "Yah, aku harus mengetahui siapa yang telah bersedia dengan ikhlas mengorbankan semuanya ini padaku. Ia telah berbuat sesuatu yang besar, tapi aku sama sekali belum bisa membalas kebaikannya." ujarnya sembil menyinpan rasa penasarannya yang sudah terlalu lama.
Ayahnya pun menjawab, "Ayah yakin kau takkan bisa membalas kebaikan hati orang yang telah memberikan daun telinga itu, nak." Setelah terdiam sesaat, ayahnya melanjutkan, "Sesuai perjanjian, belum saatnya bagimu untuk mengetahui semua rahasia ini, nak."
Tak terasa, tahun berganti tahun, Kedua orangtua perempuan itu tetap menyimpan rahasia. Hingga pada suatu hari, tibalah saat yang menyedihkan bagi keluarga itu. Di hari itu, sang ayah dan anak perempuan itu berdiri di tepi keranda ibunya yang baru saja meninggal karena sudah berumur dan menderita penyakit tua. Dengan perlahan dan lembut, sang ayah membelai rambut panjang jenazah almarhum ibu yang terkujur kaku itu, lalu menyibakannya sehingga tampaklah bahwa sang ibu terlihat sudah tak memiliki daun telinga lagi.
Sontak anak perempuan itu kaget luar biasa, bak terlilit lingkaran kilat dan petir yang menyambar. "Ibumu pernah bilang bahwa ia merasa senang sekali karena bisa memanjangkan rambutnya, " bisik sang ayah. "Dan tak seorangpun menyadari bahwa ia telah kehilangan sedikit kecantikannya bukan?". Sang ibu telah ikhlas mengorbankan daun telingan demi anak tercintanya. Demi melihat kebahagiaan dalam paras sang anak. Itulah Kado cinta untuk yang buah hati yang tercinta.
Kecantikan yang sejati bukanlah terletak pada penampilan tubuh, namun di dalam hati kecantikan itu muncul nampak sempurna bagai kelopak, daun, batang, akar berserta putik yang berbalut menjadi bunga yg indah. Dan itulah salah satu pembuktian bahwa kasih sayang seorang ibu tiada pernah ada batasnya....
Untuk Ibuku.. Moga Allah SWT senantiasa menjaga ibu dalam kasih sayang ilahi.. amin... Aku sayang ibuuu..
___^_^___ Harta karun yang hakiki tidak terletak pada apa yang terlihat / nyata, namun terletak pada apa yang tidak terlihat....
Wawa....
Mengharukan...kasih seorang ibunda memang tak bisa mengalahkan apapun ya...
Kunjungan perdana nih, dikenalkan Sarah he he... Salam kenal ya Rachma ;)
iyaaa.. makasih.. salam kenal juga buat sarahh ^_^
terimakasihh... ^_^