Antara Cinta Dan Pencitraan
Diadopsi dari spontanitas pikiran dan terjadi di daerah pelosok kota impian. Ada sebuah cerminan cerita yang mendeskripsikan tingkah laku para anak remaja. Dengan berlabelkan Komunitas "Luar Biasa", kita sebut saja seperti itu. Komunitas ini beranggotakan remaja dengan kisaran usia 16-20 keatas. Komunitas yang sangat digandrungi oleh remaja setempat ini memiliki visi dan misi yang cukup mengelitik jika ditafsir dari segi pemaknaan. "Hidup bersama, dengan memperioritaskan kepentingan kelompok namun kualitas serta eksistensi tetap nomor satu".
Mereka punya arti hidup bersama yaitu, walau sepertiga hidup mereka tinggal dan tidur dengan orangtuan, namun selebihnya hidup mereka tinggal dengan kelompok yang dianggap ekstrim bagi masyarakat. Mabok, ribut, ngetrek, hingga melakukan hal ekstrim sekalipun mereka lakukan bersama. Hidup bersama bagi mereka sama saja mengenyam manis buruknya kehidupan yang mereka punya. "Dunia Brutal" adalah nama tempat dimana mereka mentransfusikan semua yang dianggap "Asoyyy". Saya gak ngerti mengapa hidup mereka disia-siakan seperti itu.. Namun itulah misi mereka. Hidup Bersama. Membuat dunia sendiri dengan kapasitas peraturan sendiri, kode etik "mainan" yang dibuat sendiri dan orang luarpun harus mengikuti. Aneh..!! Seakan layaknya negara Timor Timur yang berguming dan mendapat kejayaan sebagai negara independensi yang terlepas dari RI. Yaaa.. balik lagi.. itulah misi mereka.....
Memprioritaskan kepentingan kelompok. Apalagi kalau bukan menjunjung tinggi gengsinitas kelompok dihadapan orang lain/luar. Dengan maksud mengedepankan hak dan moral dari si kelompok. Sekalipun satu diantara mereka melakukan kesalahan, tetap saja orang itu dibela oleh kelompoknya dan orang lain yang teraniaya. Layaknya kasus hukum "buta" yang merebak di negara Arab Saudi. Apalagi kalau bukan "Cinta" yang mereka peruntukan bagi sesama anggotanya. Cinta yang tumbuhpun tak hanya dirasakan antar kelompok saja, namun tak ayal cinta itupun dirasakan secara personal oleh lawan jenis. Salah mengartikan "Cinta" bisa fatal bagi ekosistem lingkungan sosial dan kepribadian diri. "Cinta" disini dijadikan sebagai integritas sempurna dalam sebuah sistem mereka. Huffff.... the romantic of love, are all assumed to be true.
Belanjut kepada kualitas serta eksistensi tetap nomor satu. Yaaakkk.. itulah kalimat terakhir yang diboomingkan komunitas itu sebagai visi dan misi... Huff.. sebenarnya mana visinya mana misinya.. Campur adukk... But, it's ok, saya akan lanjtkan diskripsi dari kalimat itu dalam contoh kasus. Kualitas yang mereka asah yaitu dalam hal kualitas diri dan kelompok. Diri dalam hal bagaimana terlihat sempurna di hadapan rekan-rekan kelompok dengan keahlian, keunikan, atau kelebihan yang dimiliki. Seperti dalam konotasi "si Tajir" dia akan memperlihatkan ketajirannya dengan menjadi pemberi saham terbesar demi kelangsungan kebahagiaan kelompok. "si playboy" dia akan tetap eksis mempraktekkan tingkah konyolnya itu berulang kali kepada perempuan "gacoan" yang dianggap seksi dan cantik baik dalam negeri maupun luar negeri tapi bukan berarti turis. Dalam negeri sendiri berasal dari kelompoknya dan luar negeri berasal dari kelompok luar namun beda kota. Luarrrr Biasa...!!! Dan masih banyak lagi sebutan "si..si..si" lainnya. Kesemuanya itu bisa dijadikan tolok ukur seberapa besar, kuat dan terkenalnya kemunitas... Kalau kita sebut itu semua bukanlah sebuah kulaitas namun cerminan buruk yang interpretasinya mambawa dampak buruk bagi masyarakat. Namun, jika dilihat dari sifat Heterogennya masyarakat di negara itu, bukanlah sebuah masalah namun menjadi sebuah kebanggaan tersendiri. Ya.. ya.. ya.. apalah itu, intinya mereka banga dengan kesemuanya.
Keeksistensian mereka pun ditunjukkan baik dalam maupun luar lingkungan. Mereka tidak mau hanya terkenal di dalam negeri saja, namun ingin juga mendapat apresiasi atau reward dari kalangan luar (bak' acara award aja), yaaa minimal dari sesama tetangga kemunitas itu sendiri di luar kota. Eksistensi ditunjukkan dengan melakukan perlombaan adrenalin tinggi dengan hadiah yg terbilang cukup "Wooyyy dan asooyyy" (itulah tatabahasa yang digunakan). Seberapa sering mereka melakukan itu maka peluang pencintraan mereka dihadapan rekan-rekan sejawat pun dapat digubris sedemikian "Licinnya". Tak hanya itu, seberapa seringnya pula mereka turut andil dalam permainan itu mereka pun berkesempatan mendapatnya "TROPI" besar dan "Mak nyosss"... huuufffff... itulah merekaaa... Berusaha maksimal dengan usaha "Pencitraan" yang solid dan bergengsi demi mendapatkan "Label dan Profil" yang "Kerennnzzzz".. Kayak musimnya Kampenye ajaa.. Pencitraan Partai...
Realitas itu bagai semburan api pertunjukkan sirkusss... Menyimpan bahan bakar di ruang yang sangat sensitif dan menyemburkannya ke luar dengan kapasitas yang besar...
Bila kita lihat dati teori sosiologi yaitu teori struktural fungsional dari Van den Berghe. Beliau merangkum 7 ciri-ciri umum dalam teori ini yaitu :
a.Masyarakat harus dianalisis selaku keseluruhan, selaku "sistem yang terdiri dari bagian-bagian yang saling berhubungan".
b.Hubungan sebab dan akibatnya bersifat "jamak dan timbal balik".
c.Sistem sosial senantiasa berada dalam keadaan "keseimbangan dinamis", penyesuaian terhadap kekuatan yang menimpa sistem menimbulkan perubahan minimal di dalam sistem itu.
d.Integrasi sempurna tak pernah terwujud, setiap sistem mengalami ketegangan dan penyimpangan namun cenderung dinetralisir melalui institusionalisasi.
e.Perubahan pada dasarnya berlangsung secara lambat lebih merupakan proses penyesuaian ketimbang perubahan revolusioner.
f.Perubahan adalah hasil penyesuaian atas perubahan yang terjadi di luar sistem, pertumbuhan melalui diferensiasi dan melalui penemuan-penemuan internal.
g.Masyarakat terintegrasi melalui nilai-nilai bersama.
Siapa yang Kuat dialah pemenangnya. Siapa yang memiliki label dan profil terkenal, dialah yang digandrungi..
To be continue....
w.w
Mereka punya arti hidup bersama yaitu, walau sepertiga hidup mereka tinggal dan tidur dengan orangtuan, namun selebihnya hidup mereka tinggal dengan kelompok yang dianggap ekstrim bagi masyarakat. Mabok, ribut, ngetrek, hingga melakukan hal ekstrim sekalipun mereka lakukan bersama. Hidup bersama bagi mereka sama saja mengenyam manis buruknya kehidupan yang mereka punya. "Dunia Brutal" adalah nama tempat dimana mereka mentransfusikan semua yang dianggap "Asoyyy". Saya gak ngerti mengapa hidup mereka disia-siakan seperti itu.. Namun itulah misi mereka. Hidup Bersama. Membuat dunia sendiri dengan kapasitas peraturan sendiri, kode etik "mainan" yang dibuat sendiri dan orang luarpun harus mengikuti. Aneh..!! Seakan layaknya negara Timor Timur yang berguming dan mendapat kejayaan sebagai negara independensi yang terlepas dari RI. Yaaa.. balik lagi.. itulah misi mereka.....
Memprioritaskan kepentingan kelompok. Apalagi kalau bukan menjunjung tinggi gengsinitas kelompok dihadapan orang lain/luar. Dengan maksud mengedepankan hak dan moral dari si kelompok. Sekalipun satu diantara mereka melakukan kesalahan, tetap saja orang itu dibela oleh kelompoknya dan orang lain yang teraniaya. Layaknya kasus hukum "buta" yang merebak di negara Arab Saudi. Apalagi kalau bukan "Cinta" yang mereka peruntukan bagi sesama anggotanya. Cinta yang tumbuhpun tak hanya dirasakan antar kelompok saja, namun tak ayal cinta itupun dirasakan secara personal oleh lawan jenis. Salah mengartikan "Cinta" bisa fatal bagi ekosistem lingkungan sosial dan kepribadian diri. "Cinta" disini dijadikan sebagai integritas sempurna dalam sebuah sistem mereka. Huffff.... the romantic of love, are all assumed to be true.
Belanjut kepada kualitas serta eksistensi tetap nomor satu. Yaaakkk.. itulah kalimat terakhir yang diboomingkan komunitas itu sebagai visi dan misi... Huff.. sebenarnya mana visinya mana misinya.. Campur adukk... But, it's ok, saya akan lanjtkan diskripsi dari kalimat itu dalam contoh kasus. Kualitas yang mereka asah yaitu dalam hal kualitas diri dan kelompok. Diri dalam hal bagaimana terlihat sempurna di hadapan rekan-rekan kelompok dengan keahlian, keunikan, atau kelebihan yang dimiliki. Seperti dalam konotasi "si Tajir" dia akan memperlihatkan ketajirannya dengan menjadi pemberi saham terbesar demi kelangsungan kebahagiaan kelompok. "si playboy" dia akan tetap eksis mempraktekkan tingkah konyolnya itu berulang kali kepada perempuan "gacoan" yang dianggap seksi dan cantik baik dalam negeri maupun luar negeri tapi bukan berarti turis. Dalam negeri sendiri berasal dari kelompoknya dan luar negeri berasal dari kelompok luar namun beda kota. Luarrrr Biasa...!!! Dan masih banyak lagi sebutan "si..si..si" lainnya. Kesemuanya itu bisa dijadikan tolok ukur seberapa besar, kuat dan terkenalnya kemunitas... Kalau kita sebut itu semua bukanlah sebuah kulaitas namun cerminan buruk yang interpretasinya mambawa dampak buruk bagi masyarakat. Namun, jika dilihat dari sifat Heterogennya masyarakat di negara itu, bukanlah sebuah masalah namun menjadi sebuah kebanggaan tersendiri. Ya.. ya.. ya.. apalah itu, intinya mereka banga dengan kesemuanya.
Keeksistensian mereka pun ditunjukkan baik dalam maupun luar lingkungan. Mereka tidak mau hanya terkenal di dalam negeri saja, namun ingin juga mendapat apresiasi atau reward dari kalangan luar (bak' acara award aja), yaaa minimal dari sesama tetangga kemunitas itu sendiri di luar kota. Eksistensi ditunjukkan dengan melakukan perlombaan adrenalin tinggi dengan hadiah yg terbilang cukup "Wooyyy dan asooyyy" (itulah tatabahasa yang digunakan). Seberapa sering mereka melakukan itu maka peluang pencintraan mereka dihadapan rekan-rekan sejawat pun dapat digubris sedemikian "Licinnya". Tak hanya itu, seberapa seringnya pula mereka turut andil dalam permainan itu mereka pun berkesempatan mendapatnya "TROPI" besar dan "Mak nyosss"... huuufffff... itulah merekaaa... Berusaha maksimal dengan usaha "Pencitraan" yang solid dan bergengsi demi mendapatkan "Label dan Profil" yang "Kerennnzzzz".. Kayak musimnya Kampenye ajaa.. Pencitraan Partai...
Realitas itu bagai semburan api pertunjukkan sirkusss... Menyimpan bahan bakar di ruang yang sangat sensitif dan menyemburkannya ke luar dengan kapasitas yang besar...
Bila kita lihat dati teori sosiologi yaitu teori struktural fungsional dari Van den Berghe. Beliau merangkum 7 ciri-ciri umum dalam teori ini yaitu :
a.Masyarakat harus dianalisis selaku keseluruhan, selaku "sistem yang terdiri dari bagian-bagian yang saling berhubungan".
b.Hubungan sebab dan akibatnya bersifat "jamak dan timbal balik".
c.Sistem sosial senantiasa berada dalam keadaan "keseimbangan dinamis", penyesuaian terhadap kekuatan yang menimpa sistem menimbulkan perubahan minimal di dalam sistem itu.
d.Integrasi sempurna tak pernah terwujud, setiap sistem mengalami ketegangan dan penyimpangan namun cenderung dinetralisir melalui institusionalisasi.
e.Perubahan pada dasarnya berlangsung secara lambat lebih merupakan proses penyesuaian ketimbang perubahan revolusioner.
f.Perubahan adalah hasil penyesuaian atas perubahan yang terjadi di luar sistem, pertumbuhan melalui diferensiasi dan melalui penemuan-penemuan internal.
g.Masyarakat terintegrasi melalui nilai-nilai bersama.
Siapa yang Kuat dialah pemenangnya. Siapa yang memiliki label dan profil terkenal, dialah yang digandrungi..
To be continue....
w.w
ak anti terikat dengan komunitas hehe :D
salam kenal ya ^^
wah bahasannya berat nih... heheh...
ng... kayaknya siapapun akan berusaha untuk mencitrakan diri sesuai sifat komunitas yg ia pahami, ya? jarang sekali ada orang yang berani beda, yaitu dgn mencitrakan dirinya sendiri... ee... entahlah... *sotoy.com*
hehe...
salam kenal utk Ama.. ^_^
@Ria Nugroho : ^_^ sippp... komunitas yg positif pastinya yah.. Yang dapat memberikan kita kontribusi yg baik... Salam Kenal juga buat Ria Nugroho..
Lyliana Thia : Iyaaa... memang begitulah realitas yg ada ... Saking heterogennya negara itu.. hehe
Salam kenal juga buat Ltliana Thia.. Makasih yah udh follow aku..
Selamar berkreativitasssssss.. ^_^